Pertemuan Global School on Refugee and Migrant Health ke-5 yang diselenggarakan oleh WHO memberikan wawasan mendalam tentang tantangan dan solusi terkait kesehatan migran dan pengungsi. Fokus acara ini adalah bagaimana kebijakan kesehatan berbasis bukti dapat diterjemahkan menjadi tindakan nyata di berbagai negara. Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas dapat mengambil inspirasi dari praktik-praktik terbaik yang dipaparkan untuk memperkuat layanan kesehatan lokal, khususnya dalam mendukung kelompok rentan seperti migran dan pengungsi.

Tantangan dan Solusi
Sebagai lembaga kesehatan di tingkat kabupaten, tantangan utama adalah keterbatasan sumber daya untuk menjangkau populasi yang terpencil, termasuk migran yang mungkin tinggal di daerah pedalaman atau tidak terdata secara resmi. Laporan WHO menunjukkan bahwa migrasi dapat menjadi determinan sosial kesehatan yang signifikan. Migran sering menghadapi risiko kesehatan seperti penyakit kronis, trauma mental akibat pengalaman konflik, dan infeksi menular karena kondisi hidup yang buruk.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pendekatan lintas sektor yang melibatkan kolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil, lembaga internasional, dan sektor swasta dapat menjadi solusi. Sebagai contoh, di Brasil dan Kolombia, kemitraan dengan PBB dan lembaga donor berhasil memperkuat akses layanan kesehatan bagi migran melalui sistem kesehatan primer.

Langkah yang Dapat Dilakukan di Kapuas
Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas dapat berperan strategis dengan:

  1. Meningkatkan Akses Layanan Kesehatan Primer
    Memastikan layanan kesehatan primer tersedia bagi semua, termasuk populasi migran, dengan menempatkan pusat kesehatan di wilayah-wilayah strategis.
  2. Integrasi Data dan Pendataan Migran
    Mengembangkan sistem data berbasis teknologi untuk mencatat status kesehatan dan kebutuhan migran secara real-time.
  3. Kemitraan dengan Organisasi Internasional
    Menjalin hubungan dengan WHO atau UNHCR untuk mendukung program kesehatan bagi migran dan pengungsi melalui bantuan teknis dan dana.
  4. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan
    Memberikan pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk menangani masalah kesehatan yang spesifik pada migran, seperti trauma mental dan penyakit kronis.
  5. Promosi Kesehatan dan Edukasi
    Melibatkan masyarakat dalam kampanye kesadaran tentang pentingnya kesehatan untuk mencegah diskriminasi dan mendukung integrasi sosial migran.

Kesimpulan
Melalui langkah-langkah tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas dapat menjadi model dalam mendukung hak kesehatan migran, sejalan dengan prinsip Universal Health Coverage. Kolaborasi lintas sektor dan pendekatan berbasis bukti akan memastikan layanan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *