Memperkuat Akses Kesehatan bagi Migran dan Pengungsi: Refleksi dari Sekolah Global Kesehatan Migran dan Pengungsi ke-5

Hari keempat Sekolah Global tentang Kesehatan Migran dan Pengungsi ke-5 berfokus pada bagaimana menjembatani kesenjangan antara penelitian dan kebijakan kesehatan masyarakat. Acara ini menampilkan berbagai pembicara dari berbagai latar belakang yang menyoroti pentingnya pendekatan berbasis bukti dalam memberikan akses kesehatan yang inklusif dan efektif bagi migran dan pengungsi.

Inisiatif Global untuk Mengatasi Tantangan

Dr. Santino Severoni dari WHO menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting dalam memastikan kebijakan kesehatan berbasis bukti yang mendukung migran dan pengungsi. Selain itu, Dr. Amy Pope, Direktur Jenderal Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), menyoroti peran penting migran dalam sistem ekonomi dan kesehatan di negara tujuan, sambil menggarisbawahi perlunya kebijakan yang inklusif.

Estonia menjadi contoh inspiratif dalam implementasi sistem kesehatan yang mendukung pengungsi Ukraina. Dengan model layanan kesehatan yang terintegrasi, Estonia mampu memberikan akses yang merata, meskipun menghadapi tantangan seperti bahasa dan perbedaan sistem kesehatan.

Peran Penelitian dalam Kebijakan

Dr. Jeremy Farrar, Kepala Ilmuwan WHO, menyoroti bahwa penelitian berbasis bukti adalah inti dari kebijakan kesehatan yang sukses. Ia mengingatkan bahwa tantangan global seperti perubahan iklim, pandemi, dan migrasi memerlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif. Dia juga mendorong agar sains keluar dari menara gading dan berinteraksi langsung dengan masyarakat.

Langkah-Langkah Konkret ke Depan

Beberapa langkah konkret yang diusulkan meliputi:

  1. Mengintegrasikan mediator kesehatan untuk membantu migran dan pengungsi memahami sistem kesehatan di negara tujuan.
  2. Meningkatkan literasi kesehatan melalui pelatihan dan materi edukasi.
  3. Menghilangkan hambatan linguistik dan budaya untuk memastikan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan.
  4. Berinvestasi dalam penelitian yang melibatkan populasi migran dan pengungsi.

Acara ini menegaskan pentingnya aksi kolektif dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan inklusif. Sebagai penutup, para peserta diajak untuk tidak hanya berdiskusi, tetapi juga mengambil tindakan nyata untuk mengatasi tantangan kesehatan yang dihadapi oleh populasi migran dan pengungsi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *