Pada Lokakarya Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas di Bandung pada tanggal 25-27 September 2024, Uus Sukmara, SKM, M.Epid, seorang surveyor senior dari ADINKES Jawa Barat, menyampaikan materi yang berfokus pada strategi peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Dalam paparan tersebut, beliau menjelaskan berbagai langkah kunci dalam proses akreditasi yang tidak hanya memenuhi standar, tetapi juga membentuk budaya peningkatan mutu yang berkelanjutan di Puskesmas.
Strategi Peningkatan Mutu Fasilitas Kesehatan
Pak Uus menekankan pentingnya penerapan nilai-nilai dasar dalam pelayanan kesehatan, seperti sikap ramah dan penuh senyum dalam melayani pasien. Menurut beliau, jika berbicara tentang mutu pelayanan, maka harus ada konsistensi dalam sikap moral dan etika yang diterapkan dalam lingkungan kerja. Sebab, mutu pelayanan kesehatan yang sebenarnya tidak hanya tercermin dari hasil laporan akreditasi, tetapi juga dari pengalaman langsung yang dirasakan oleh pasien.
Beliau menyoroti beberapa langkah kunci dalam meningkatkan mutu fasyankes, yaitu:
- Pemahaman Mendalam terhadap Akreditasi: TPCB harus memiliki pemikiran yang selaras dalam memahami esensi akreditasi. Setiap anggota tim harus memahami teknis akreditasi dari awal hingga akhir, sehingga dapat berperan secara optimal dalam proses pembinaan dan evaluasi mutu pelayanan.
- Manajemen Berdasarkan Tujuan (Management by Objectives – MBO): Manajemen yang baik menuntut setiap anggota tim untuk memahami dan melaksanakan regulasi serta program yang berkaitan dengan akreditasi. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap program berjalan sesuai dengan kerangka kerja yang telah ditetapkan dan dapat memberikan hasil yang terukur.
- Kerangka Kerja Mutu: Kerangka kerja yang digunakan dalam proses peningkatan mutu harus mencakup struktur, proses, dan output yang jelas. Faktor yang paling penting dalam kerangka kerja ini adalah SDM yang kompeten dan terlatih dalam mengelola setiap program.
- Komitmen terhadap Pembinaan Berkelanjutan: TPCB memiliki fungsi utama sebagai pendamping dalam proses akreditasi. Setiap kegiatan harus dilaksanakan secara kontinu dan berkesinambungan, dengan fokus pada peningkatan mutu di setiap tahap. Pak Uus menekankan pentingnya adanya komitmen, monitoring, dan peningkatan berkelanjutan sebagai kunci konsistensi dalam mencapai mutu.
Peran Tim yang Variatif dan Kolaboratif
Dalam paparannya, Pak Uus juga menekankan pentingnya memiliki tim yang beragam dalam latar belakang dan keahliannya. Tim yang terdiri dari anggota dengan keahlian yang berbeda dapat memberikan perspektif yang lebih luas dalam mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi yang tepat. Kolaborasi dengan pihak eksternal yang memiliki keahlian khusus juga sangat disarankan untuk memperkuat tim dalam menjalankan tugas-tugas akreditasi.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Pak Uus menutup paparannya dengan menekankan pentingnya menjaga komitmen dalam setiap proses akreditasi. Monitoring secara konsisten terhadap pelaksanaan program, evaluasi terhadap hasil, serta tindakan perbaikan harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses peningkatan mutu fasilitas kesehatan. Dengan strategi yang tepat, diharapkan setiap puskesmas dapat mencapai dan mempertahankan standar mutu pelayanan kesehatan yang optimal​.