Kanker adalah salah satu topik kesehatan yang paling sering dicari secara daring. Namun, informasi yang tersedia di internet sering kali sulit untuk dipilah—mana yang benar, mana yang tidak, mana yang menjanjikan, dan mana yang sudah dibantah oleh penelitian ilmiah. Seminar daring yang diselenggarakan oleh Harvard T.H. Chan School of Public Health ini mengungkap fakta mengenai misinformasi kanker dan bagaimana masyarakat dapat melindungi diri dari informasi yang menyesatkan.

Pentingnya Menyaring Informasi Kesehatan

Dalam acara ini, para ahli mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap penyebaran informasi yang keliru tentang kanker. Salah satu isu utama adalah bagaimana informasi palsu sering kali terlihat meyakinkan dan sulit dibedakan dari fakta.

Dr. Skyler Johnson, Asisten Profesor di Departemen Onkologi Radiasi di Huntsman Cancer Institute, menyoroti bagaimana banyak pasien sulit membedakan informasi yang valid dari yang menyesatkan. Sementara itu, Dr. Stacy Loeb, Profesor Urologi dan Kesehatan Populasi di New York University, menekankan betapa populernya informasi yang salah dan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi keputusan pasien, seperti menunda skrining atau menolak pengobatan yang direkomendasikan dokter.

Dr. Milagros Abreu, pendiri The Latino Health Insurance Program, Inc., juga menyoroti dampak misinformasi terhadap kelompok masyarakat rentan, yang sering kali menghadapi hambatan bahasa dan budaya dalam mendapatkan informasi kesehatan yang akurat.

Bentuk-Bentuk Misinformasi Kanker

Misinformasi tentang kanker mencakup berbagai aspek, mulai dari penyebab hingga pengobatan. Contoh misinformasi yang sering ditemukan termasuk:

  1. Mitos tentang Penyebab Kanker
    • Beberapa orang percaya bahwa kanker prostat bisa ditularkan secara seksual, meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.
    • Ada pula yang mengira bahwa frekuensi ejakulasi dapat menyebabkan kanker prostat.
  2. Kesalahpahaman tentang Gejala dan Skrining
    • Banyak informasi yang menyesatkan menyebutkan bahwa kanker prostat memiliki gejala awal yang jelas, padahal kanker ini sering berkembang tanpa gejala di tahap awal.
  3. Mitos tentang Pengobatan
    • Banyak artikel yang mengklaim bahwa terapi alternatif seperti diet ekstrem atau herbal tertentu dapat menyembuhkan kanker tanpa perlu pengobatan medis yang terbukti secara ilmiah.
    • Ada juga klaim yang menyebutkan bahwa kemoterapi lebih berbahaya daripada kanker itu sendiri.

Dampak Misinformasi terhadap Pasien

Misinformasi yang beredar luas dapat berdampak serius terhadap pasien kanker. Dr. Johnson menjelaskan bahwa pasien yang memilih metode pengobatan alternatif yang tidak terbukti dapat meningkatkan risiko kematian hingga lima kali lipat dibandingkan mereka yang menjalani pengobatan yang direkomendasikan dokter.

Selain itu, beberapa pasien yang terpengaruh oleh informasi yang salah cenderung menolak kemoterapi atau terapi radiasi yang sebenarnya dapat meningkatkan peluang kesembuhan mereka. Bahkan, kombinasi pengobatan alternatif yang tidak teruji dengan pengobatan medis dapat memperburuk efek samping atau mengurangi efektivitas pengobatan utama.

Bagaimana Melawan Misinformasi Kanker?

Untuk melawan misinformasi, diperlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan berbagai pihak, termasuk dokter, peneliti, media, dan masyarakat luas. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan:

  1. Resep Informasi
    • Dokter harus secara proaktif memberikan sumber informasi yang akurat kepada pasien, seperti situs web resmi atau dokumen yang telah diverifikasi.
    • Informasi ini dapat dimasukkan dalam ringkasan kunjungan medis agar pasien dapat mengaksesnya dengan mudah.
  2. Meningkatkan Literasi Kesehatan
    • Masyarakat perlu memahami bagaimana cara menilai kredibilitas sumber informasi kesehatan.
    • Salah satu indikator utama adalah mengecek apakah sumber informasi berasal dari lembaga kesehatan yang terpercaya seperti National Cancer Institute (NCI) atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
  3. Keterlibatan Media dan Pakar Kesehatan
    • Dokter dan ilmuwan harus lebih aktif dalam menyebarkan informasi yang benar melalui media sosial dan platform daring lainnya.
    • Konten yang kredibel harus dibuat lebih menarik dan mudah dipahami agar dapat bersaing dengan informasi yang menyesatkan.
  4. Meningkatkan Representasi di Media Online
    • Studi menunjukkan bahwa banyak komunitas minoritas kurang terwakili dalam konten edukasi kanker yang beredar di internet.
    • Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak materi yang mencerminkan keberagaman pasien untuk meningkatkan kepercayaan terhadap sumber informasi yang akurat.

Kesimpulan

Misinformasi kanker merupakan tantangan besar yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi pasien dan masyarakat umum untuk lebih selektif dalam mencari informasi kesehatan. Dengan meningkatkan literasi kesehatan dan mengandalkan sumber yang terpercaya, kita dapat membantu mengurangi dampak buruk dari informasi yang keliru.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web National Cancer Institute (cancer.gov) atau CDC (cdc.gov). Ingatlah untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengambil keputusan terkait pengobatan kanker.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *