Implementasi Integrasi Layanan Primer (ILP) di Kabupaten Kapuas: Hasil Diskusi Kelompok Terarah

Pada tanggal 20 Agustus 2024, Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas mengadakan Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion – FGD) yang membahas implementasi Integrasi Layanan Primer (ILP) di daerah tersebut. Diskusi ini dipandu oleh Bapak Jum’atil Fajar, Sekretaris Dinas Kesehatan, dan dihadiri oleh anggota tim dari berbagai bidang terkait.

Pemahaman dan Tujuan ILP

Diskusi dimulai dengan penjelasan mengenai pemahaman konsep ILP dan tujuannya. Ibu Yuyun menjelaskan bahwa ILP bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh siklus hidup masyarakat, mulai dari ibu hamil, bayi, anak, hingga lansia, mendapatkan pelayanan kesehatan yang terintegrasi. ILP juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi anggaran negara dengan menggabungkan layanan yang sebelumnya terpisah-pisah, seperti Posyandu Bayi dan Balita serta Posyandu Lansia.

Sosialisasi dan Implementasi ILP

Para peserta diskusi menyoroti bahwa meskipun pelatihan dan sosialisasi ILP telah dilaksanakan, penerapan ILP secara penuh di puskesmas-puskesmas di Kabupaten Kapuas belum sepenuhnya berjalan. Namun, beberapa puskesmas, seperti Puskesmas Melati, telah mulai mempersiapkan diri untuk meluncurkan ILP secara resmi. Salah satu inovasi yang direncanakan adalah pembagian loket berdasarkan klaster-klaster pelayanan, yang diharapkan dapat mengurangi antrian dan mempermudah pelayanan kepada masyarakat.

Kendala dan Tantangan

Beberapa kendala yang dihadapi dalam implementasi ILP di Kabupaten Kapuas antara lain adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana, terutama di daerah terpencil. Selain itu, penggunaan sistem informasi kesehatan seperti ASIK (Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan) masih menghadapi tantangan dalam hal integrasi dan validasi data. Perubahan tampilan dan fungsi ASIK yang sering terjadi juga menyulitkan para kader dalam mengoperasikan sistem tersebut.

Rekomendasi dan Langkah Ke Depan

Para peserta diskusi sepakat bahwa peningkatan SDM dan kompetensi melalui pelatihan serta bimbingan teknologi adalah langkah penting untuk meningkatkan efektivitas implementasi ILP. Selain itu, monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan diperlukan untuk memastikan program ini berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Kesimpulan

Diskusi ini memberikan wawasan penting mengenai tantangan dan peluang dalam implementasi ILP di Kabupaten Kapuas. Diharapkan, dengan dukungan yang kuat dari berbagai pihak dan perbaikan dalam aspek-aspek yang masih kurang, ILP dapat berjalan dengan efektif dan memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *